PILAH PILIH

OBAT HERBAL

FREEPIK

Obat herbal bukan berarti bebas dari efek samping.

Saat pandemi makin banyak orang yang peduli pada kesehatan. Tak sedikit yang percaya keampuhan obat herbal hingga bisa menghabiskan uang untuk membeli obat herbal. Indah Handayani (35 tahun) merupakan salah satu konsumen obat herbal. Ia rutin mengonsumsi obat herbal setiap hari sejak terpapar Covid 19 beberapa bulan lalu.

 

Obat herbal digunakan Indah untuk tambahan dari suplemen yang sudah dikonsumsi selama ini. "Apalagi ternyata benar-benar terbukti ketika Covid ini," ujarnya kepada Republika akhir pekan lalu.

 

Indah mengaku mengonsumsi herbal bersama keluarganya. Diawali oleh sang suami yang rajin mengonsumsi herbal campuran seperti bawang putih tunggal, cuka apel, kayu manis, lemon, jahe dan madu. "Alhamdulillah dia sampai sekarang, insya Allah tidak ketempelan Covid," ujarnya.

 

Indah mengonsumsi kunyit asem, campuran bawang putih dengan campurannya dan madu. Menurutnya fungsi herbal bukan menyembuhkan tapi lebih kepada menjaga dan membangun kepercayaan diri atau sugesti. "Setelah mengonsumsi herbal, saya merasa lebih segar dan tidak mudah sakit," ujarnya.

 

Indah mendapatkan informasi mengenai obat herbal ini dari internet. Sejauh ini tidak ada efek samping atau pantangan saat mengonsumsi obat herbal. Sebelum membeli obat herbal, Indah memastikan keamanannya. Apakah obat tersebut terdaftar di dinas kesehatan atau BPOM. Indah juga selalu membaca apa manfaat obat herbal tersebut juga keamanannya.

 

Indah menganjurkan untuk membeli obat di toko terpercaya dan amanah. Selain itu, konsumsi obat herbal dengan disiplin dan rutin. Juga belilah obat herbal seperlunya.

Untuk mengonsumsi herbal ini, Indah menyisihkan uang Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu per bulan.

 

Medical Manager Kalbe Consumer Health, dr Helmin Agustina Silalahi mengatakan saat pandemi, konsumen banyak mencari obat herbal untuk menjaga daya tahan tubuh  atau imunitas. Hal ini terjadi karena masyarakat sadar dan khawatir di masa pandemi dimana perlu meningkatkan daya tahan tubuh agar mereka tetap bisa beraktivitas normal di masa new normal ini.

TIARD SCHULZ/UNSPLASH

"Mereka menyadari daya tahan tubuh yang kuat merupakan benteng pertahanan terhadap bahaya atau kuman di sekitar kita untuk dapat terhindar dari penyakit maupun mempercepat pemulihan jika terlanjur terpapar," ujarnya.

 

Saat ini jenis obat herbal yang disukai masyarakat cukup beragam. Ada yang memilih format tradisional seperti jamu seduhan. Ada yang lebih suka konsep yang lebih modern seperti minuman siap saji, kapsul, dan tablet.

 

Ia menjelaskan obat herbal memberikan manfaat yang beragam tergantung bahan herbal yang digunakan. Pada umumnya digunakan sebagai terapi (kuratif) atau preventif dan promotif sebagai suplemen untuk menjaga daya tahan, stamina dan vitalitas, tergantung data penelitian atau riwayat empiris (turun temurun) yang sudah dilakukan terhadap bahan herbal tersebut.

 

‘’Obat herbal yang sudah mendapatkan izin edar dari BPOM pada dasarnya aman dikonsumsi rutin, namun beberapa herbal ada pembatasan penggunaan, sehingga sebelum mengonsumsi dianjurkan untuk membaca aturan penggunaan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," paparnya.

 

Untuk aturan mengonsumsi obat herbal berbeda-beda, sehingga perlu membaca aturan penggunaan pada kemasan. Dosis atau batasan semua sudah tertuang dalam kemasan oleh sebab itu sangat penting konsumen memperhatikan keterangan yang ada di kemasan. "Seperti halnya obat kimia, beberapa herbal dapat mengalami interaksi satu sama lain, sehingga jika belum ada data interaksi sebaiknya diberikan minimal jarak 1-2 jam jika ingin mengkonsumsi dua herbal yang berbeda,’’ ujarnya.

 

Dokter Helmin turut menjelaskan produk herbal dari Kalbe Consumer Health meliputi obat herbal untuk mengatasi gangguan saluran cerna seperti gangguan lambung dan diare, saluran pernapasan seperti batuk, meningkatkan daya tahan tubuh, stamina, kolesterol, darah tinggi, kecantikan (kulit), sendi dan memperlancar peredaran darah.

Perlu diketahui bahwa tidak semua herbal pasti aman, sehingga sebelum mengonsumsi herbal perlu dipastikan bahwa herbal tersebut bukan herbal yang dilarang BPOM beredar di Indonesia.

Bahan herbal yang digunakan menggunakan ekstrak dari beberapa tanaman asli Indonesia antara lain  jahe merah, daun jambu biji, sambiloto, daun sembung, meniran, adas, akar manis (licorice), hingga madu.

 

Ia mengungkapkan obat herbal bukan berarti bebas dari efek samping sehingga kepatuhan terhadap cara penggunaan penting diperhatikan dan dibaca di kemasan produk untuk memastikan obat herbal tetap efektif dan aman bagi penggunanya.

 

"Perlu diketahui bahwa tidak semua herbal pasti aman, sehingga sebelum mengonsumsi herbal perlu dipastikan bahwa herbal tersebut bukan herbal yang dilarang BPOM beredar di Indonesia," kata dia memberi saran.

 

Harga obat herbal di pasaran sangat beragam tergantung bahan yang digunakan. Untuk produk herbal dari Kalbe Consumer Health berada di kisaran Rp 2.000 sampai Rp 8.000 per konsumsi.

 

Selain Kalbe, PT Deltomed Laboratories juga merupakan industri obat herbal atau obat tradisional dengan visi menjadi perusahaan berbasis inovasi herbal terpercaya yang berperan penting dalam gaya hidup sehat.

 

Chief Business Development and R&D PT Deltomed Laboratories, Victor S. Ringoringo menjelaskan ada beberapa jenis produk yang diproduksi PT. Deltomed Laboratories seperti untuk kategori herbal, tersedia Antangin JRG Syrup, Antangin Habbatussauda, Antangin Good Night,  hingga Antangin Mint.

 

Victor menjelaskan kelebihan obat herbal dibandingkan obat kimia adalah dari segi keamanannya. Efek sampingnya relatif ringan dan aman. Belum ada keluhan efek samping yang serius yang dilaporkan, selama obat herbal digunakan dengan tepat sesuai dengan kegunaannya dengan aturan pakai yang benar.

 

Jenis obat herbal yang paling disukai adalah produk untuk mengatasi masuk angin, batuk, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Ini berkaitan dengan jenis penyakit ringan yang paling banyak dialami oleh masyarakat umum dan bisa diobati sendiri dengan produk seperti Antangin RG dan OB Herbal.

 

 "Deltomed sangat concern dengan kebutuhan masyarakat atas produk herbal yang dapat meningkatkan dan memelihara daya tahan tubuh pada masa pandemic Covid 19 saat ini," ujarnya.

Agar tak Salah Pilih

FREEPIK

Ketika memilih obat herbal, kita perlu mempertimbangkan khasiat dan keamanan produk tersebut. Kendati dibuat berunsur alami sehingga efek sampingnya minimal, kita tetap n harus berhati-hati dalam memilih obat herbal yang tepat. Apa sajakah jurus agar tak salah pilih obat herbal? Simak tip berikut ini:

top